Rabu, 16 Januari 2013

Unsur Ekstrinsik Novel Edensor



UnsurEkstrinsik Novel Edensor

1.       Unsur Agama
Bukti:
  • “Aku lebih kaget lagi karena suara amin itu hanya sendiri, sebab mazhab yang dianut jemaah masjid ini hanya mengucapkan amin dalam hati.”
 Unsur agama yang terdapat pada penggalan cerita diatas adalah perbedaan Mazhab dalam suatu Agama (Islam). 

  •    “Azan maghrib mengalir ke dalam rumah-rumah panggung orang Melayu, umat berduyun-duyun menuju masjid, menuju kemenangan.”
Unsur agama yang terdapat pada penggalan cerita di atas adalah keutamaan sholat di masjid. 

2.      UnsurBudaya
Bukti:
·         “Di belahan dunia lain orang boleh mengatakan apalah arti sebuah nama. Namun bagi orang Melayu pedalaman seperti kami, nama amat penting, nama berurusan dengan agama dan dianggap sumber aura.”

Unsur Budaya yang terdapat pada penggalan cerita diatas adalah pentingnya sebuah namabagi sebuah orang  Melayu Pedalaman.

·         “Tapianeh, aku berusaha mengalihkan rindu itu dengan mengamati backpacker Kanada yang sedang mengemasi sleeping bag setelah semalam mereka tidur di taman dekat stasiun. Tak tahu mengapa, aku tak ingin memikirkan Katya, malah yang kubayangkan adalah penjelajahan backpacker  Kanada  yang mengagumkan.” 

Unsur Budaya yang terdapat pada penggalan cerita diatas adalah tradisi backpacker orang Barat.

3.     Unsur Ekonomi
Dalam novel ini pengarang menceritakan tentang kehidupan masyarakat pedalaman yang mempunyai ekonomi rendah mendapatkan beasiswa ke luar negeri.
Bukti:
·         ”Aku dan Arai sibuk seperti tupai mengumpulkan biji-biji pinang. Kami banting tulang mencari uang. Melalui persengkongkolan dengan beberapa imigran gelap, aku mendapat pekerjaan part time sebagai door man…”

Unsur ekonomi yang terdapat padapenggalan cerita diatas adalah berusaha mengumpulkan uang dengan bekerja part time.

·          “ “Inilah solusi yang kujanjikan untuk kalian!” Famke bergairah. Kami terkesima. “Kalian akan tampil di pinggir jalan sebagai manusia patung!”

Unsur ekonomi yang terdapat pada penggalan cerita diatas adalah berusaha mengumpulkan uang dengan menjadi senimanjalanan, yaitu manusia patung.


4.     Unsur Moral
·         Tidak Pernah Putus Asa kepada cobaan berat dari Tuhan. Tokoh Aku yang diceritakan dalam novel Edensor, pada dasarnya memiliki tanggung jawab yang besar, hal ini ditunjukkan dengan usahanya mengapai cita-cita. Tidak pernah ia menyerah akan cobaan berat yang menimpanya. Semua cobaan dari Tuhan, pastilah berbuah manis. Sehingga manusia hanya berserah, berdoa, dan bersabar.

·         Ketulusan dan Kasih Sayang kepada Sesama. Novel Edensor telah mewujudkan nilai-nilai moral tentang kasih sayang, antara lain; pertama, kasih sayang orangtua kepada anaknya, ini ditunjukkan dengan sikap ayah Ikal yang begitu khawatir mengetahui anaknya akan pergi jauh menimba ilmu ke Sorbonne. Kedua, kasih sayang anak kepada orangtuanya. Ikal sangat merindukan ayahnya ketika tinggal jauh dan merantau ke Sorbonne. Ketiga, rasa persaudaraan yang kuat, kita dapat belajar dari sifat, kisah, dan kehidupan orang lain di sekitar kita. Ikal memiliki orang-orang yang membuatnya belajarakan makna kehidupan. Arai, Weh, dan Pak Toha mereka yang menuntun Ikal menemukan jati dirinya.

·        Berusaha dan Bekerja Keras untuk Meraih Cita-cita. Perjuangan Ikal dan Arai untuk mewujudkan cita-cita mendapat beasiswa ke Eropa memang bukan hal mudah. Mereka jatuh, bangun, jatuh dan bangun lagi. Perjuangan itu sangat berat ketika tamat SMA, Ikal dan Arai merantau ke Jawa, hingga sampai ke Sorbonne mereka membutuhkan biaya untuk perjalanan keliling Eropa, Ikal bisa mengerjakan tiga pekerjaan sekaligus, pengorbanan yang butuh semangat luar biasa. Perjuangan memang tidak mudah, tetapi dengan percaya diri Ikal dapat melakukannya. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, sebuah perjuangan yang sungguh-sungguh, akan berbuah kesuksesan.

·        Perjuangan untuk Menuntut Ilmu. Setiap manusia selalu mempunyai hak untuk mendapat pendidikan yang layak, oleh karena itu menuntut ilmu berhubungan dengan long life education. Dalam novel Edensor, cerita tentang pendidikan memang lebih dominan bisa dikatakan menceritakan perjuangan pendidikan di Indonesia. Tokoh Ikal dan Arai selalu tertantang untuk memacu kreativitas dalam bidang yang ditekuni. Tetapi perjuangan mereka untuk menuntut ilmu dari kecil memang tidak mudah. Hingga suatu ketika Tuhan menjawab doa mereka, ketika beasiswa ke Eropa berhasil mereka raih.

·        Kesetiaan dan Cinta Sejati. Cinta sejati tidak akan lahir tanpa kepercayaan dan kesetiaan. Setiap manusia diberikan Tuhan rasa cinta untuk saling menyayangi. Kejujuran yang tinggi bisa mempererat hubungan antar sesama manusia, sebagai makhluk sosial. Novel Edensor, juga menceritakan bagaimana kesetiaan berperan penting dalam sebuah kehidupan. Ikal mengenal cinta dan hanya satu yang ia cinta yaitu A Ling. Bukan hanya Ikal yang setia pada cinta pertamanya, begitupun dengan Arai, cintanya pada Zakiah tidak mungkin pudar, kekuatan cintanya luar biasa. Ada orang yang dicampakkan hampir sepuluh tahun tapi tetap kukuh berjuang.

·        Memegang Teguh Prinsip. Salah satu langkah penting dalam membangun pribadi berintegritas adalah membangun seseorang menjadi manusia yang optimis. Prinsip dasar tersebut akan menumbuhkan dimensi moral dan spiritual pada manusia. Dalam novel Edensor Ikal dan Arai adalah mahasiswa rantau, yang jauh dari orangtua, namun hal itu, tidak membuatnya sulit untuk beradaptasi terhadap lingkungan serta gaya hidup masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Mereka tetap memiliki prinsip; pertama tanggung jawab pada diri sendiri dan orang tua, kedua menguatkan jati diri.

5. UnsurSosial
·         Kehidupansosial yang berlangsungdenganbaik, di manaantartokohdapatmenjalinhubunganpertemanan yang baikdansalingmembantu. Namunmasihbanyakkehidupan yang berkelompok, sesuaidenganbangsanya sendiri.(http://therainbowsalus.blogspot.com/2012/10/resensi-novel-edensor-karya-andrea.html)

·         Meskipun kami saling bersaing tajam, semuanya hanya secara akademik. Setelah pertempuran ilmiah habis-habisan,  kami menghambur ke kafe mahasiswa Brigandi et Bougreesses(hal 111) (http://diaryanthemsplus.blogspot.com/2012/12/analisis-unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik.html)

·         Denmark dikerubuti air. Di sana sini air, dan dingin, sedingin orang-orangnya. Mereka berkelompok di kafe-kafe, tak terlalu senang berkeliaran dan kurang tertarik pada seni bohemia jalanan. Seni mereka adalah lukisan-lukisan di galeri, seni teknologi, musik klasik, atau performing arts yang terpelajar. (Hal 194)

·         Kehidupan di jalanan Eropa sering mengerikan. Psikopat, anarkis, paedophile, serial killer,exhibitionist, megalomaniac, berkeliaran mencari mangsa. (Hal 223 – 224)


·         Italiano mendamba kekasihnya lebih dari mendamba dirinya sendiri. Mereka tak sungkan menangis, membaca puisi, dan berdoa mengekspresikan cintanya, meskipun sedang berada di pasar ikan (Hal 247)


Kelompok:
1. Gonggom H. Silaban
2. Hadyan Rahman
3. Henny Rahmawati P.
4. Irfan Apriadi
5. M. Akbar Setiadi
6. M. Azmi Sumarsono
7. M. Rifqy Fadhila

1 komentar: