Rabu, 16 Januari 2013

Kelebihan-kelebihan Novel Edensor

Disusun oleh:

Muhammad Syaifan Nurazzam 
Nusaibah Muthiah 
Poetri Muthia Indriani
Prama Diandra 
Putri Ratnapeni Anindita 
Rahmah Nadea Fitriyani 
Raka Wiraatmaja

- Penempatan kata atau struktur kata yang digunakan dan tanda baca yang sesuai. Pembaca dapat lebih mudah mengerti apa yang dimaksudkan oleh penulis pada saat membaca.
- Pemilihan kata yang digunakan. Pembaca dapat lebih merasakan suasana yang disampaikan oleh penulis pada saat membaca.
- Penyusunan cerita yang sesuai. Pembaca tidak cepat merasa bosan pada saat membaca, karena penulis dapat dengan pintar menyusun cerita-cerita yang dapat membuat pembaca selalu berkeinginan untuk membaca cerita tersebut terus menerus.
- Nama tempat beserta waktu kapan penulis datang mengunjungi tempat itu, tertulis dengan sangat akurat, sehingga dapat dihitung sebagai fakta yang jelas dan dapat diterima dari cerita-cerita tersebut.
- Penulis dapat dengan kritis menceritakan budaya-budaya negara lain dalam buku ini, sehingga pembaca dapat mengetahui budaya-budaya negara lain serta belajar bersifat kritis dalam hal mengambil hal-hal positif yang dapat diambil dari budaya-budaya negara lain ataupun menolak hal-hal negatif dari budaya-budaya negara lain.
- Penulis dapat dengan kritis menyambungkan cerita-cerita tersebut dengan isu-isu perihal sains, ekonomi, musik, ataupun yang lain, sehingga pembaca secara tidak langsung dapat menambah wawasan mereka pada saat membacanya.
- Penulis dapat dengan dewasanya menceritakan kepada pembaca pelajaran-pelajaran hidup apa saja yang ia terima semasa hidupnya melalui pengalaman-pengalamannya, yang dapat diterapkan oleh para pembaca.

Unsur Instrinsik Novel Edensor

 
  •  Tokoh dan Penokohan
1. Ikal : pantang menyerah, baik hati
2. Arai : pantang menyerah
3. Weh : Laki-laki pribumi cerdas yang pernah menempuh pendidikan di Mollen Bass Technisce School yang karena menanggung malu menderita burut, akhirnya memilih untuk mengasingkan diri menjadi nelayan dan hidup di perahu.Weh adalah guru untuk Ikal, memberi pelajaran besar untuk mengenal dirinya sendiri.
4. Mak Birah : Mak Birah adalah dukun beranak yang membantu kelahiran Ikal.
5. Taikong Hamim : Penggawa masjid kampong, guru ngaji.
6. Ayah ikal :pendiam
7. Ibu ikal : temperamental, tak pantang menyerah, keras kepala.
8. Dr. Michaela Woodward : Seorang Keynesian, pejabat Uni Eropa yang menjadi penentu akhir beasiswa. seorang yang temperamental.
9. Famke Somers : Penerima besiswa Uni Eropa, mahasiswi Amsterdam School of The Arts yang mendalami street performance yang juga seorang model. Seorang yang ramah dan cantik.
10. Simon Van Der Wall : Landlord atau pemilik kost tempat Arai dan Ikal singgah sementara di Brussel. Laki-laki dingin yang birokratis. Seorang yang tinggi besar, berewokan, santai tapi angker, dan memiliki hidung yang bongkok.
11. Pak Toha : laki-laki tua dari Purbalingga yang karena peristiwa 65 menetap di Rumania dan belum pernah kembali ke Indonesia.Sebuah perjumpaan yang tak terduga, saat Arai dan Ikal menjelajah Eropa.
12. Monahar Vikram Raj Chauduri Manooj (MVRC Manooj), seorang India;
13. Pablo Arian Gonzales, seorang Mexico

14. Ninochka Stronovsky, seorang perempuan Ukraina.
15. Naomi Stansfield; dedengkot The Brits. Ia lebih senang dipanggil nama belakangnya saja yaitu Stansfield, memiliki sifat primordial, perempuan yang trendi, sengak, cerdas.
16. Virginia Sue Townsend; mahasiswa Amerika Serikat ; pesaing utama Naomi Stansfield
17. Katya Kristanaema; mahasiswa Jerman;cerdas dan cantik. The most wanted girl in class. Ia menyukai Ikal.
 
  • Sudut Pandang 
Orang pertama pelaku utama
  • Setting;
a. Setting Tempat:
- Mesjid,
- Sekolah,
- Perahu,
- Mentawai,
- Lor-lor ganas Karimata,
- Perairan Kalimantan,
- Tanjung Sambar,
- Ballona,
-Tasmania menuju Kuala Trenggano,
- Bellitong,
- Bus reyot,
- Kuburan dekat rawa-rawa nifah,
- Rumah,
- Bendungan PN Timah,
- Toko kelontong Sinar Harapan,
- Komidi,
- Kelas,
- Bogor,
- kantor perusahaan,
- ruko,
- perumahan,
- kantor pos,
- Frankfurt,
- Bandara Soekarno-Hatta,
- Fokker 28,
- Bandara Schippol,
- Belanda,
- Kereta Underground,
- Brussel,
- kota kecil di pinggir Belgia,
- Brugge,
- Apartemen,
- Jalan Raya Oudlaan,
- pohon rowan,
- Stasiun Brugge,
- Kantor Uni-Eropa,
- kantor Dr. Michaella Woodward,
- Palais des Beaux Arts dan pusat jajanan,
- Bus Euroline,
- Prancis (Liége, Marche, Bostogne, Terminal bus gallieni),
- Pont de Lavellois-Becon,
- stasiun Harve caumartin,
- Trocadero, Eiffel,
- Apartemen Mallot,
- Universitas Sorbonne,
- toko musik di L’Avenue des Champs-Elysees,
- Departemen Biologi,
- Jalan Hector Mallot,
- metro,
- Cimetiere du Pere-Lachaise,
- teater,
- Provence,
- Kafe mahasiswa Brigandi et Bougresses,
- apartemen Stansfield,
- Halaman kampus,
- kantin,
- perpustakaan,
- mulut stasiun Notre Dame des Champs,
- Solferino,
- Apartemen Katya,
- kamar Arai,
- di bawah patung Robert de Sorbonne,
- Teater musim panas,
- Various,
- Museum Le louver,
- balkon apartemen Katya,
- Pinggir sungai Seine,
- Chevalier,
- Piccadilly, London,
- Prancis Selatan,
- Turin, Italia,
- Terminal gallieni,
- Damrak,
- Paleis,
- Koninklijk Paleis,
- Groningen,
- Centrum,
- nieuwstad,
- sudut Stasiun Kõln, Hepsenky,
- Finlandia,
- Belomorks, Syzran,
- Belush’ye,
- lokalisasi Nieuwstad,
- truk,
- Parsi,
- Akropolis, Yunani,
- Balkan,
- Estonia,
- Swiss,
- Stasiun Sentral Austria,
- Gmunden,
- Masjid Afganistan,
- Venesia,
- Fon Tana de Revi (Roma), Verona,
- Milan,
- gereja,
- Ponte Vechio,
- Regio,
- Palermo,
- kapal,
- Tunisia,
- Perbatasan Nigeria dan Mali,
- gurun sahara,
- Zaiere,
- Spanyol,
- Café Nou Camp,
- ICU,
- Terminal Victoria,
- Sheffield,
- Stadion Bramma Lane,
- London Road,
- Sungai Ouse,
- rumah Profesor Turnbull,
- halte bus,
- Edensor.


b. Setting Waktu
- pagi,
- siang,
- sore,
- malam,
- Akhir pekan, pagi buta,
- hari pertama bulan September,
- 23 Oktober pukul setengah 12 malam,
- dini hari,
- sabtu sore,
- minggu pagi,
- pukul dua pagi,
- setiap jum’at,
- awal September,
- jum’at pagi,
- 28 maret.

c. Setting suasana
- memalukan,
- kedinginan,
- pucat,
- hangat,
- sedih,
- menikam hati,
- tertekan batin,
- perasaan melambung,
- sunyi,
- mencekam,
- dingin,
- was-was,
- panas,
- penuh cinta.
  • Amanat
- Jangan mudah menyerah.
- bermimpilah setinggi-tingginya karena Tuhan akan mendengar dan kelak pasti dikabulkan.
- perbuatan buruk dimasa lalu akan menjadi karma/balasan dimasa mendatang.
- cinta sejati yg penuh kesetiaan dan pengorbanan.
- hidup lah mandiri, jgn selalu tergantung pada org lain/ortu.
- Pengalaman dan ilmu bisa didapat dari mana saja.
- dst

  • Tema
Kesuksesan Berawal dari Mimpi

Kelompok :
Claudia Deborah P. M
Dede Halimah
Eki Rachman
Fadhil Karunia H.
Fahmi Izharuddin
Ganang Ramadhan

Kritik dan Saran untuk buku Edensor karya Andrea Hirata


Kritik:
-          Hanya menceritakan khayalan Ikal terhadap A-Ling saat melihat desa Edensor.

-          Terdapat bahasa kasar atau umpatan dari luar negeri yang ditunjukkan secara jelas pada buku Edensor di awal mozaik 27.“seperti : Gila! F@##ing nuts!” “F@##ing Brit! Ayo bertaruh!!” “semburkan taruhanmu bitch!..”

-          Kejelasan identitas tokoh utama diragukan, jika pengarang mengaku ia sebagai Ikal di buku Edensor, tetapi mengapa disebagian surat yang diterimanya menuliskan bahwa ia bernama Andrea Hirata?

-          Dengan jelas mendeskripsikan terlalu vulgar saat Ikal di Monumen Romeo dan Juliette, dan disertakan gambar patungnya pula. Pada mozaik 39. seperti : "...aku dan Arai mengambil pose persis patung Juliette. seperti nasib buruk cinta Juliette, kami menjadi ikan duyung yang merana karena cinta terlarang. dalam waktu singkat kami dikelilingi spasangan-pasangan yang sedang jatuh hati, koin-koin berlimpah ruah. Bencana datang. Mulanya sepasang kekasih berbahasa Mandarin mendekat, mereka sudah tak muda. Tiba-tiba, dengan satu gerakan yang sama sekali tak terduga, perempuan itu menjangkau dan mengusap dada kananku" 

-          Ikal dan Arai ikut dalam taruhan, padahal mereka beragam Islam yang jelas-jelas tidak membolehkan untuk ikut serta dalam taruhan, tetapi malah dipublikasikan seakan-akan itu adalah hal yang lazim dilakukan.


Saran:

                Secara keseluruhan, novel Edensor tidak memiliki kekurangan yang berakibat fatal bagi para pembaca. Justru novel ini sudah memuat kosakata yang beragam serta tata bahasa yang bervariatif. Tetapi, pengarang hanyalah seorang manusia biasa, yang dapat melakukan kesalahan. Sesuatu tidak ada yang sempurna, begitupun buku ini. Seperti yang dapat kita lihat dari kritik yang sudah tertera di atas, menurut kami, itulah kekurangan  dari buku ini yang sempat teramati oleh kita. Pembaca buku Andrea Hirata tidak terbatas hanya pada kalangan tertentu, melainkan semua orang, dan berlaku universal. Mungkin ada pembaca yang masih dibawah umur dan belum mempunyai pemahaman yang tepat terhadap apa yang ia baca. Buku ini menurut kami masuk dalam kategori, “Bimbingan Orang Tua”, jika diibaratkan dengan sensor pada acara ditelevisi. Seharusnya buku ini lebih bisa disensor dengan baik dan tidak lepas dari ‘kerangka’ awalnya yang merupakan sebuah novel fiksi biasa. Bukanlah sebuah biografi seorang pengarangnya sendiri (seperti halnya kritik kami pada ketidakjelasan identitas yang terdapat di buku).


Kelompok:
-Regina Indira
-Rizka Fitria
-Savira Arsah
-Sekarningrum
-Shaskia Kartika
-Zulfikar

Unsur Ekstrinsik Novel Edensor



UnsurEkstrinsik Novel Edensor

1.       Unsur Agama
Bukti:
  • “Aku lebih kaget lagi karena suara amin itu hanya sendiri, sebab mazhab yang dianut jemaah masjid ini hanya mengucapkan amin dalam hati.”
 Unsur agama yang terdapat pada penggalan cerita diatas adalah perbedaan Mazhab dalam suatu Agama (Islam). 

  •    “Azan maghrib mengalir ke dalam rumah-rumah panggung orang Melayu, umat berduyun-duyun menuju masjid, menuju kemenangan.”
Unsur agama yang terdapat pada penggalan cerita di atas adalah keutamaan sholat di masjid. 

2.      UnsurBudaya
Bukti:
·         “Di belahan dunia lain orang boleh mengatakan apalah arti sebuah nama. Namun bagi orang Melayu pedalaman seperti kami, nama amat penting, nama berurusan dengan agama dan dianggap sumber aura.”

Unsur Budaya yang terdapat pada penggalan cerita diatas adalah pentingnya sebuah namabagi sebuah orang  Melayu Pedalaman.

·         “Tapianeh, aku berusaha mengalihkan rindu itu dengan mengamati backpacker Kanada yang sedang mengemasi sleeping bag setelah semalam mereka tidur di taman dekat stasiun. Tak tahu mengapa, aku tak ingin memikirkan Katya, malah yang kubayangkan adalah penjelajahan backpacker  Kanada  yang mengagumkan.” 

Unsur Budaya yang terdapat pada penggalan cerita diatas adalah tradisi backpacker orang Barat.

3.     Unsur Ekonomi
Dalam novel ini pengarang menceritakan tentang kehidupan masyarakat pedalaman yang mempunyai ekonomi rendah mendapatkan beasiswa ke luar negeri.
Bukti:
·         ”Aku dan Arai sibuk seperti tupai mengumpulkan biji-biji pinang. Kami banting tulang mencari uang. Melalui persengkongkolan dengan beberapa imigran gelap, aku mendapat pekerjaan part time sebagai door man…”

Unsur ekonomi yang terdapat padapenggalan cerita diatas adalah berusaha mengumpulkan uang dengan bekerja part time.

·          “ “Inilah solusi yang kujanjikan untuk kalian!” Famke bergairah. Kami terkesima. “Kalian akan tampil di pinggir jalan sebagai manusia patung!”

Unsur ekonomi yang terdapat pada penggalan cerita diatas adalah berusaha mengumpulkan uang dengan menjadi senimanjalanan, yaitu manusia patung.


4.     Unsur Moral
·         Tidak Pernah Putus Asa kepada cobaan berat dari Tuhan. Tokoh Aku yang diceritakan dalam novel Edensor, pada dasarnya memiliki tanggung jawab yang besar, hal ini ditunjukkan dengan usahanya mengapai cita-cita. Tidak pernah ia menyerah akan cobaan berat yang menimpanya. Semua cobaan dari Tuhan, pastilah berbuah manis. Sehingga manusia hanya berserah, berdoa, dan bersabar.

·         Ketulusan dan Kasih Sayang kepada Sesama. Novel Edensor telah mewujudkan nilai-nilai moral tentang kasih sayang, antara lain; pertama, kasih sayang orangtua kepada anaknya, ini ditunjukkan dengan sikap ayah Ikal yang begitu khawatir mengetahui anaknya akan pergi jauh menimba ilmu ke Sorbonne. Kedua, kasih sayang anak kepada orangtuanya. Ikal sangat merindukan ayahnya ketika tinggal jauh dan merantau ke Sorbonne. Ketiga, rasa persaudaraan yang kuat, kita dapat belajar dari sifat, kisah, dan kehidupan orang lain di sekitar kita. Ikal memiliki orang-orang yang membuatnya belajarakan makna kehidupan. Arai, Weh, dan Pak Toha mereka yang menuntun Ikal menemukan jati dirinya.

·        Berusaha dan Bekerja Keras untuk Meraih Cita-cita. Perjuangan Ikal dan Arai untuk mewujudkan cita-cita mendapat beasiswa ke Eropa memang bukan hal mudah. Mereka jatuh, bangun, jatuh dan bangun lagi. Perjuangan itu sangat berat ketika tamat SMA, Ikal dan Arai merantau ke Jawa, hingga sampai ke Sorbonne mereka membutuhkan biaya untuk perjalanan keliling Eropa, Ikal bisa mengerjakan tiga pekerjaan sekaligus, pengorbanan yang butuh semangat luar biasa. Perjuangan memang tidak mudah, tetapi dengan percaya diri Ikal dapat melakukannya. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, sebuah perjuangan yang sungguh-sungguh, akan berbuah kesuksesan.

·        Perjuangan untuk Menuntut Ilmu. Setiap manusia selalu mempunyai hak untuk mendapat pendidikan yang layak, oleh karena itu menuntut ilmu berhubungan dengan long life education. Dalam novel Edensor, cerita tentang pendidikan memang lebih dominan bisa dikatakan menceritakan perjuangan pendidikan di Indonesia. Tokoh Ikal dan Arai selalu tertantang untuk memacu kreativitas dalam bidang yang ditekuni. Tetapi perjuangan mereka untuk menuntut ilmu dari kecil memang tidak mudah. Hingga suatu ketika Tuhan menjawab doa mereka, ketika beasiswa ke Eropa berhasil mereka raih.

·        Kesetiaan dan Cinta Sejati. Cinta sejati tidak akan lahir tanpa kepercayaan dan kesetiaan. Setiap manusia diberikan Tuhan rasa cinta untuk saling menyayangi. Kejujuran yang tinggi bisa mempererat hubungan antar sesama manusia, sebagai makhluk sosial. Novel Edensor, juga menceritakan bagaimana kesetiaan berperan penting dalam sebuah kehidupan. Ikal mengenal cinta dan hanya satu yang ia cinta yaitu A Ling. Bukan hanya Ikal yang setia pada cinta pertamanya, begitupun dengan Arai, cintanya pada Zakiah tidak mungkin pudar, kekuatan cintanya luar biasa. Ada orang yang dicampakkan hampir sepuluh tahun tapi tetap kukuh berjuang.

·        Memegang Teguh Prinsip. Salah satu langkah penting dalam membangun pribadi berintegritas adalah membangun seseorang menjadi manusia yang optimis. Prinsip dasar tersebut akan menumbuhkan dimensi moral dan spiritual pada manusia. Dalam novel Edensor Ikal dan Arai adalah mahasiswa rantau, yang jauh dari orangtua, namun hal itu, tidak membuatnya sulit untuk beradaptasi terhadap lingkungan serta gaya hidup masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Mereka tetap memiliki prinsip; pertama tanggung jawab pada diri sendiri dan orang tua, kedua menguatkan jati diri.

5. UnsurSosial
·         Kehidupansosial yang berlangsungdenganbaik, di manaantartokohdapatmenjalinhubunganpertemanan yang baikdansalingmembantu. Namunmasihbanyakkehidupan yang berkelompok, sesuaidenganbangsanya sendiri.(http://therainbowsalus.blogspot.com/2012/10/resensi-novel-edensor-karya-andrea.html)

·         Meskipun kami saling bersaing tajam, semuanya hanya secara akademik. Setelah pertempuran ilmiah habis-habisan,  kami menghambur ke kafe mahasiswa Brigandi et Bougreesses(hal 111) (http://diaryanthemsplus.blogspot.com/2012/12/analisis-unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik.html)

·         Denmark dikerubuti air. Di sana sini air, dan dingin, sedingin orang-orangnya. Mereka berkelompok di kafe-kafe, tak terlalu senang berkeliaran dan kurang tertarik pada seni bohemia jalanan. Seni mereka adalah lukisan-lukisan di galeri, seni teknologi, musik klasik, atau performing arts yang terpelajar. (Hal 194)

·         Kehidupan di jalanan Eropa sering mengerikan. Psikopat, anarkis, paedophile, serial killer,exhibitionist, megalomaniac, berkeliaran mencari mangsa. (Hal 223 – 224)


·         Italiano mendamba kekasihnya lebih dari mendamba dirinya sendiri. Mereka tak sungkan menangis, membaca puisi, dan berdoa mengekspresikan cintanya, meskipun sedang berada di pasar ikan (Hal 247)


Kelompok:
1. Gonggom H. Silaban
2. Hadyan Rahman
3. Henny Rahmawati P.
4. Irfan Apriadi
5. M. Akbar Setiadi
6. M. Azmi Sumarsono
7. M. Rifqy Fadhila

Senin, 14 Januari 2013

Resensi Novel Edensor


Disusun oleh:
  • Aderani Rahmatiana
  • Anisa Azahra Pramudya
  • Annisa Dwi Isnaini
  • Aqila Sindriatama
  • Bunga Zharfa Aulia
  • Bagus Budiono


rESENSI NOVEL – EDENSOR (ANDREA HIRATA)







Judul Buku      : EDENSOR 
Pengarang      : Andrea Hirata 
Penerbit          : PT.Bentang Pustaka
Tahun              : 2007 
Tebal Novel    : xii + 290 halaman
Ukuran Buku  : 20,5 cm x 14 cm
Harga              : Rp. 44.500,-
Edisi                : Pertama
Kategori          : Petualangan (nonfiksi)
ISBN                : 978-979-1227-02-5

Sebuah kata wawancara menjadi sebuah undangan yang ditunggu-tunggu oleh Andrea dan Arai. Berbekal ijasah SMA keduanya mulai merantau ke tanah jawa. Dua kali mereka telah melakukan persiapan untuk menghadapi tes wawancara sebelum akhirnya mereka diterima bekerja sebagai sales peralatan dapur untuk yang terakhir ini, mereka diterima bekerja tanpa tes wawancara sekalipun. Meski akhirnya mereka dipecat karena angka penjualannya memalukan.

Andrea diterima bekerja di sebuah kantor pos di Bogor sementara Arai bekerja sekaligus kuliah di kalimantan. Andrea senang menjadi Pengatur Muda Pos, wewenangnya adalah mencairkan wesel dengan nilai sampai seratus lima puluh ribu. Dan itu sangat berarti baginya karena dengan kekuasaannya itu dia bisa membantu para mahasiswa IPB yang miskin. Kemudian, setelah keduanya lulus kuliah, mereka mengikuti tes beasiswa untuk mengambil S-2 ke Eropa, dan mereka diterima di Sorbonne. Sebuah tempat yang belum pernah terbayangkan jauhnya. Yang mereka tahu hanyalah waktu tempuh yang akan mereka alami.

Andrea juga berusaha mencari A-Ling, kekasih hatinya yang telah terpisah sejak SMP untuk berpamitan, dan Arai berpamitan kepada Zakia Nurmala, cintanya yang bertepuk sebelah tangan, melalui sepucuk surat.

Di tengah kehidupan perkuliahan di Eropa, keduanya juga mengalami banyak pengalaman baru. Menjadi orang yang berada ditengah persaingan mahasiswa luar negeri dirasakan sebagai pengalaman yang mengasyikkan. Melakukan perjalanan di Eropa tanpa mengikuti paket pariwisata menjadikan perjalanan mereka lebih menyenangkan. Hal baru telah menjadi sahabat bagi semangat mereka berdua. Hingga keduanya melakukan perjalanan sebagai backpacker mengelilingi dua benua sekaligus. Eropa dan Afrika. Menjadi artis jalanan di berbagai tempat adalah buah hati bagi semangat mereka selama melakukan perjalanan itu.

Pada akhirnya, pada sebuah perjalanan di Inggris yang tidak Ia rencanakan, tibalah Andrea pada sebuah tempat yang dulu hanya bisa diceritakan oleh A-Ling setelah membaca sebuah novel. Dirinya terpaku pada suatu lukisan hidup, seperti lukisan yang ada di buku novel, kado dari A Ling. Andrea telah berada di sebuah tempat bernama EDENSOR,  Inggris. Tempat yang ingin dituju oleh kekasih Andrea, seseorang yang telah menjadi bagian dari semangatnya.

Kekurangan dari novel ini adalah banyaknya istilah-istilah dan kalimat-kalimat yang sulit dimengerti oleh pembaca, seperti pada istilah Gracias senor dan la niege au sahara. Dan pada kalimat “…. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang dan terurai…..”. Dan pada akhir cerita yang membuat kita penasaran, novel ini hanya menceritakan ketika ikal menemukan desa khayalan A-Ling, Edensor. Bukan ikal bertemu dengan A-Ling.

Kelebihan dari buku ini yaitu kemampuan penulis menggambarkan tokoh-tokoh dalam novel Edensor yang dapat sangat kuat sehingga membuat pembaca terbawa dalam cerita ini. Dan novel ini juga dapat membawa pembaca seakan-akan mengalami sendiri pertiwa-peristiawa yang terjadi di novel ini. Edensor sangat cocok bagi siswa SMA dan universitas yang dapat memotivasi semangat belajar mereka.  Nilai-nilai sosial yang dapat dipetik dari buku ini adalah semangat juang dua orang laki-laki yang berkibar-kobar demi menempuh pendidikan dan pencarian cinta mereka.